doben_dobin

doben_dobin
prifacy

Jumat, 16 Desember 2011

strategi metakognitif

Metacognitionis an important concept in cognitive theory. It consists of two basic processes occurring simultaneously, monitoring your progress as you learn, and making
changes and adapting
your strategies if you perceive you are not doing so
well. (Winn, W. &Snyder, D., 1998) It’s about self-reflection, self-responsibility and
initiative, as well as goal setting and time management.

“Metacognitive skills includetaking conscious control of learning, planning and selecting strategies, monitoring the progress of learning, correcting errors, analyzing the
effectiveness of learning strategies, and changing learning behaviors and
strategies when necessary.” (Ridley, D.S.,Schutz, P.A., Glanz, R.S. & Weinstein, C.E., 1992)
Intinya, metakognitif adalah kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Strategi Metakognitif untuk Kesuksesan Belajar
Untuk mendapatkan kesuksesan belajar yang luar biasa, guru harus melatih siswa untuk merancang apa yang hendak dipelajari, memantau kemajuan belajar siswa, dan menilai apa yang telah dipelajari. Ada 3 strategi metakognitif yang dapat dikembangkan untuk meraih kesuksesan belajar siswa, diantaranya:

Tahap proses sadar belajar, meliputi proses
untuk menetapkan tujuan belajar, mempertimbangkan sumber belajar yang akan dan dapat diakses (contoh: menggunakan buku teks, mencari buku sumber di perpustakaan, mengakses internet di lab. komputer, atau belajar di tempat sunyi), menentukan bagaimana kinerja terbaik siswa akan dievaluasi, mempertimbangkan tingkat motivasi belajar, menentukan tingkat kesulitan belajar siswa.
Tahap merencanakan belajar, meliputi proses memperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar, mengorganisasikan materi pelajaran, mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk belajar dengan menggunakan berbagai strategi belajar (outlining, mind mapping, speed reading, dan strategi belajar lainnya).
Tahap monitoring dan refleksi belajar, meliputi proses merefleksikan proses belajar, memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri (self-testing, seperti mengajukan pertanyaan, apakah materi ini bermakna dan bermanfaat bagi saya?, bagaimana pengetahuan pada materi ini dapat saya kuasai?, mengapa saya mudah/sukar menguasai materi ini?), menjaga konsentrasi dan motivasi tinggi dalam belajar.
Dalam praktik mengajar di kelas, guru direkomendasikan untuk memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk saling berdiskusi dan bertukar ide-pengalaman dalam belajar. Harapannya, setiap individu siswa dapat menilai kemampuan diri mereka masing-masing dalam belajar, setiap siswa dapat menentukan kesuksesan belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka sendiri, dan yang paling penting, setiap siswa dapat belajar
efektif dengan memberdayakan modalitas belajar dirinya sendiri yang unik dan tak terbandingkan.
Satu lagi yang tidak boleh dilupakan, catat setiap pengalaman belajar yang siswa kerjakan. Siswa perlu dibiasakan membuat jurnal harian dari setiap pengalaman belajar yang dialaminya. Jurnal ini akan sangat membantu siswa dalam menterjemahkan setiap pikiran dan sikap mereka dalam berbagai bentuk (simbol, grafik, gambar, cerita), melihat kembali persepsi awal mereka tentang sesuatu dan membandingkannya dengan keputusan baru yang mereka buat, menjelaskan proses pemikiran mereka tentang strategi dan cara membuat keputusan dalam kegiatan pembelajaran, mereka akan mengenal pasti kelemahan dalam pilihan sikap yang diambil dan mengingat kembali kesulitan dan keberhasilan mereka dalam belajar.
Mengapa Strategi Metakognitif itu Penting?

Ketika siswa mampu merancang, memantau, dan merefleksikan proses belajar mereka secara sadar, pada hakikatnya, mereka akan menjadi lebih percaya diri dan lebih mandiri dalam belajar. Kemandirian belajar merupakan sebuah kepemilikan pribadi bagi siswa untuk meneruskan perjalanan panjang mereka dalam memenuhi kebutuhan intelektual
dan menemukan dunia informasi tak terbatas. Tugas pendidik adalah
menumbuhkembangkan kemampuan metakognitif seluruh siswa sebagai seorang
pembelajar, tanpa kecuali.

4 komentar:

  1. dengan metakognitif kita bisa merancang hal yang ingin kita capai, kita ingin menjalani hidup secara efektif, bahwasanya kenyataan hidup yang terjadi pada saat ini adalah akibat dari pilihan-pilihan hidup kita di masa lampau. Hari ini kita jadi orang sukses, hari ini kita jadi orang gagal, bahkan hari ini sekalipun kita jadi orang bingung dengan kelebihan dan kekurangan diri kita, maka hal itu diakibatkan oleh lemahnya diri kita dalam merancang kehidupan kita untuk mencapai level kualitas hidup yang lebih baik.
    jadi, dengan strategi tersebut, siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk mengikuti pelajaran dengan segala kesiapan yang ada dalam dirinya.
    betul apa tidak mbak lukcy? (saya ini tanya lo)

    BalasHapus
  2. sejak diterapkannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam dunia pendidikan Indonesia, pengajaran tidak lagi hanya berpusat pada guru(teacher centered) tetapi juga berpusat pada siswa (student centered) sehingga muncul banyak model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode maupun pendekatan yang inovatif dan disesuaikan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. metakognitif murupakan salah satu strategi yang inovatif dan sangat baik jika diterapkan dalam pembelajaran fisika, strategi ini juga mengembangkan pembelajaran melalui pertanyaan (PBMP) atau dalam istilah kerennya disebut Thinking Empowerment by Questioning (TEQ) yang dapat memberdayakan kemampuan berpikir siswa, dimana hakekat pembelajaran sains khususnya fisika adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan hal ini merupakan salah satu cara untuk membentuk bangsa yang berkarakter dalam era global ini.

    BalasHapus
  3. iy betul saudara-saudaraq....
    terkadang kalo ada guru membiarkan iswanya blajar sendirimereka menganggap guru itu gag pny peran. padahal guru tersebut memberi kebebasan yang tak terbatas untuk membiarkan anak didiknya berkreasi dan memahami materi sesuai dengan cara mereka sendiri agar gag cepet lupa.

    BalasHapus
  4. jauh dari topik,,,,,

    yakin dengan yang anda kataan tersebut....
    sebagai mantan murid,,, (arena dulu saya pernah jadi murid,,) pemikiran saya juga seperti itu..
    seenaknya guru memberian tgas kepada siswa, dibelakang itu gurunya malah enak - enaan baca AL-Koeran,,,
    apaah itu strategi belajar?????
    ataukah strategi meengakal-akali siswa?????

    BalasHapus